Maslow dan Mittlemenn menguraikan pandangan mengenai prinsip-prinsip kesehatan mental, yang menyebutnya dengan manisfestation of psychological health. Maslow menyebut kondisi yang sehat secara psikologis itu dengan istilah self actualization sekaligus sebagai puncak kebutuhan dari teori hierarki kebutuhan yang disusunnya. Manifestasi mental yang sehat (secara psikologis) menurut Maslow dan Mittlemenn tercermin dalam sebelas dimensi kesehatan mental:
a. Adequate
feeling of security (rasa aman yang memadai).
Perasaan merasa aman dalam hubungannya dengan pekerjaan, social,
dan keluarganya;
b.
Adequate self evaluation (kemampuan menilai diri sendiri yang
memadai), yang mencakup:
1.
Memiliki harga diri yang memadai dan merasa ada nilai yang
sebanding antara keadaan diri yang sebenarnya (potensi diri) dengan
prestasinya;
2.
Memiliki perasaan berguna akan diri sendiri, yaitu perasaan yang
secara moral masuk akal, dan tidak diganggu oleh rasa bersalah yang berlebihan,
dan mampu mengenal beberapa hal yang secara sosial dan personal tidak dapat
diterima oleh kehendak umum yang selalu ada sepanjang kehidupan di masyarakat;
c.
Adequate spontanity and emotionality (memiliki spontanitas dan
perasaan yang memadai dengan orang lain), hal ini ditandai oleh kemampuan
membentuk ikatan emosional secara kuat dan abadi, seperti hubungan persahatan
dan cinta, mampu mengekspresikan ketidaksukaan/ketidaksetujuan tanpa kehilangan
kontrol, kemampuan memahami dan membagi perasaan kepada orang lain, kemampuan menyenangi
diri sendiri dan tertawa. Ketika seseorang tidak senang pada suatu saat, maka
dia harus memiliki alas an yang tepat mengapa dia tidak senang;
d.
Efficient contact with reality (mempunyai kontak yang efesien
dengan realitas). Kontak ini sedikitnya mencakup tiga aspek yaitu dunia fisik,
sosial, dan diri sendiri dan internal. Hal ini ditandai dengan:
1.
Tiadanya fantasi (khayalan dan angan angan)
yang berlebihan;
2.
Mempunyai pandangan yang realistis dan luas terhadap dunia, yang
disertai dengan kemampuan menghadapi kesulitan hidup sehari-hari, misalnya
sakit dan kegagalan;
3.
Kemampuan untuk merubah diri sendiri jika situasi eksternal
(lingkungan) tidak dapat dimodofokasi (diubah) dan dapat bekerjasama tanpa
merasa tertekan (comperation with the inevitable);
e.
Adequate bodily desires and ability to gratify there
(keinginan-keinginan jasmani yang memadai dan kemampuan untuk memuaskannya).
Hal ini ditandai dengan:
1. Suatu sikap
yang sehat terhadap fungsi jasmani, dalam arti menerima fungsi jasmani
tersebut;
2. Kemampuan
memperoleh kenikmatan dan kebahagiaan dari dunia fisik dalam kehidupan seperti
makan, tidur, dan pulih kembali dari kelelahan;
3. Kehidupan
seksual yang wajar dan keinginan yang sehat untuk memuaskan tanpa rasa takut
dan konflik;
4. Kemampuan
bekerja;
5.
Tidak adanya kebutuhan yang berlebihan untuk mengikuti berbagai
aktifitas;
f.
Adequate self knowledge (memiliki kemampuan pengetahuan yang wajar).
Termasuk di dalamnya:
1. Cukup
mengetahui tentang: motif, keinginan, tujuan, ambisi, hambatan, kompetensi,
pembelaan, dan perasaan rendah diri;
2. Penilaian yang
realistis terhadap diri sendiri baik kelebihan maupun kekurangan;
3.
Mampu menilai diri secara jujur (jujur pada diri sendiri), mampu
untuk menerima diri sendiri apa adanya, dan mengakui serta menerima sejumlah hasrat
atau pikiran meski beberapa diantara hasrat itu secara sosial dan personal
tidak dapat diterima;
g.
Integration and consistency of personality (kepribadian yang utuh
dan konsisten). Ini bermakna:
1. Cukup baik
perkembangan diri dan kepribadiannya, kepandaiannya, dan berminat dalam
beberapa aktivitas;
2. Memiliki
prinsip moral dan kata hati yang tidak terlalu berbeda dengan pandangan
kelompok;
3. Mampu untuk
berkonsentrasi; dan
4.
Tiadanya konflik-konflik besar dalam kepribadiannya dan tidak
dissosiasikan terhadap kepribadiannya;
h.
Adequate of life goal (memiliki tujuan hidup yang wajar). Hal ini
berarti:
1. Memiliki tujuan
hidup yang sesuai dengan dirinya sendiri dan dapat dicapai;
2. Mempunyai usaha
yang tekun dalam mencapai tujuan tersebut; dan
3.
Tujuan itu bersifat baik untuk diri sendiri dan masyarakat ;
i.
Ability to learn from experience (kemampuan belajar dari
pengalaman). Kemampuan untuk belajar dari pengalaman hidupnya sendiri.
Bertambahnya pengetahuan, kemahiran dan keterampilan mengerjakan sesuatu
berdasarkan hasil pembelajaran dari pengalamannya. Selain itu juga termasuk di
dalamnya kemampuan untuk belajar secara spontan.
j.
Ability to satisfy to requirements of the group (kekmampuan
memuaskan tuntutan kelompok). Individu harus:
1. Dapat memenuhi
tuntutan kelompok dan mampu menyesuaikan diri dengan anggota kelompok yang lain
tanpa harus kehilangan identitas pribadi dan diri sendiri;
2. Dapat menerima
norma-norma yang berlaku dalam kelompoknya;
3. Mampu
menghambat dorongan dan hasrat diri yang dilarang oleh kelompoknya;
4. Mau berusaha
untuk memenuhi tuntunan dan harapan kelompoknya: ambisi, ketepatan,
persahabatan, rasa tanggung jawab, dan kesetiaan; serta
5.
Berminat untuk melakukan aktivitas atau kegiatan yang disenangi
oleh kelompoknya.
k.
Adequate emancipation from the group or culture (mempunyai
emansipasi yang memadai dari kelompok atau budaya). Hal ini mencakup:
1. Kemampuan untuk
menilai sesuatu itu baik dan yang lain adalah buruk berdasarkan penilaian diri
sendiri tanpa terlalu dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan dan budaya serta
kelompok;
2. Dalam beberapa
hal bergantung pada pandangan kelompok;
3. Tidak ada
kebutuhan yang berlebihan untuk membujuk (menjilat), mendorong, atau menyetujui
kelompok ; dan
4.
Mampu menghargai perbedaan budaya.
Selain
itu sehat sendiri yaitu kondisi yang baik dalam emosi, batin, intelektual/
berpikir, sosial, spiritual.